Tuesday, February 3, 2015

(Semacam) Tips Mengelola Keuangan bagi Mahasiswa Rantau


            Artikel seperti ini sebenarnya sudah agak mainstream. Namun, berbagi sesuatu bukanlah hal yang salah. Sebagai mahasiswa rantau yang dituntut mandiri, pengelolaan keuangan tidak dapat diindahkan dalam keseharian. Beberapa tips ini sudah saya lakukan, walaupun tidak pernah berhasil seratus persen karena kunci pengelolaan uang adalah komitmen dan terkadang saya khilaf dengan melanggar komitmen itu.
            Baiklah, berikut tips mengelola keuangan ala mahasiswa rantau. Eits, perlu digarisbawahi: versi saya haha. Semoga berguna

1. Buatlah Anggaran
    Anggaran dapat dibuat per bulan. Tidak perlu mendetail seperti APBN atau APBD, cukup buat yang sederhana dengan memasukkan pos - pos pemasukan dan pengeluaran. Anggaran berguna memberikan perencanaan. Anggaran memberikan bayangan aktivitas keuangan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
    Untuk menerapkan anggaran secara praktis, buatlah semacam "aturan", misalnya: Pengeluaran makan maksimal 20 ribu/hari, sehingga sebulan menjadi Rp 600 ribu rupiah. Setiap harinya dalam pikiran kita akan teringat bahwa sebisa mungkin jangan membeli makanan lebih dari 20 ribu. Aturan lainnya misalnya, membeli sepatu tiga bulan sekali, baju dua bulan sekali, tas enam bulan sekali. Hal ini akan mencegah kita menghamburkan uang untuk kebutuhan - kebutuhan tersier seperti itu.

2. Membedakan antara keinginan dan kebutuhan
    Setiap kamu ke supermarket atau membeli suatu barang, berfikirlah "apakah saya butuh barang ini?". Kebiasaan demikian akan mencegah membeli barang - barang yang tidak perlu atau hanya sekedar lapar mata.

3. Mencari lokasi belanja yang murah
    Percaya atau tidak, harga di setiap toko tidaklah sama. Terkadang kita dapat menemukan toko yang menjual barangnya lebih murah dari yang lain. Contoh yang dekat dengan mahasiswa misalnya tukang fotokopi. Carilah tukang fotokopi yang lebih murah, tapi ingat untuk melihat kualitasnya juga.
    Mendekatkan diri pada pedagang juga merupakan poin plus. Biasanya, jika sudah akrab dengan pedagangnya akan terjalin hubungan mutualisme, siapa tau kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

4. Jangan menyimpan uang terlalu banyak di dompet
    Selain dikarenakan rawan, menyimpan uang terlalu banyak di dompet juga akan mendorong kita untuk gampang berbelanja. Bukankah jaman sekarang ATM sudah tersebar di mana-mana? tenang saja, kita tidak akan kesulitan mengambil uang jika keadaan mendesak. Jika kamu adalah tipe orang yang malas mengambil uang di ATM, simpanlah uang di dalam kamar.

5. Simpanlah nota - nota belanja
    Setelah belanja di toko, jangan langsung membuang notanya. Mengumpulkan nota belanja berguna untuk melihat pengeluaran - pengeluaran yang kita lakukan, masuk katagori boros atau tidak. Jika boros, sebaiknya kita mengerem pengeluaran kita. Dengan mengumpulkan nota, pengelolaan keuangan juga dapat lebih terorganisir. Kita dapat sadar jika kita kehilangan uang atau lupa menaruh uang dimana.

6. Simpan uang receh
    Menyimpan uang receh tujuannya untuk menggunakan uang receh tersebut untuk pengeluaran - pengeluaran seperti: membayar fotokopi dan belanja di supermarket. Kita tidak perlu memecah uang besar kita, kan? karena jika uang kita pecah menjadi banyak, biasanya kita akan menjadi lebih boros. Jangan menganggap uang receh tidak penting karena uang receh jika dikumpulkan akan berjumlah besar juga.

7. Jangan terlalu keras terhadap dirimu, nikmatilah hidup
    Walaupun sedang berhemat, jangan sampai itu menyiksa diri. Setelah berhasil mencapai target, apresiasilah diri sendiri dengan membeli makanan kesukaan atau barang - barang yang sejak dulu ingin dibeli. Berhemat juga bukan berarti hanya makan nasi tempe setiap hari, belilah makanan yang enak dengan harga terjangkau.