Thursday, December 4, 2014

Pergi, kelabu


Langit, mengapa kelabu itu tak pernah pergi

Ia membuatku ingat akan ilalang yang dijauhi oleh rumput – rumput hijau

Sendiri, melawan desir angin yang tak punya hati

Tetap berdiri tegak walau tak pernah terlihat sang matahari

Langit, apakah aku yang harus pergi

Jauh jauh jauh, hingga tak kulihat kelabu itu

Atau saat ilalang berada di ladangnya

Saat ia kini memiliki teman

Dan tidak pernah merasa sendiri lagi

Saat air yang mengalir di tanah yang termakan kemarau

Terlihat lebih jernih

Saat daun yang digugurkan pohonnya

Jatuh tanpa rasa sakit



Langit, maaf. Aku membenci kelabu-mu

1 comment: